Hidup itu berputar bagai roda, kadang di atas, kadang di bawah. Begitu pula dengan semangat, dalam konteks ini semangat gw menulis kartu pos.
Sejak lebaran dan tiba-tiba kiriman surat dan kartu pos ke rumah gw kacau, semangat mulai melempem. Gw pun mulai vakum postcrossing. Kotak pos yang tiap hari dicek menjadi terbengkalai. Sehari menjadi sepekan. Sepekan menjadi dua pekan. Dan berbulan-bulan terabaikan.
Godaan digital kembali mewarnai hidup.
Sampai barusan pulang ke rumah dan melihat beberapa kartu pos tergeletak.
Oh. Tanti dari Swedia! Tanti yang sebelumnya bertukar surat dari Sukabumi, kadang Jogja. Sekarang si neng sedang mewujudkan mimpi-mimpinya. Dan kartu pos ini dicap tanggal 29 Januari 2014. Berbulan-bulan lalu.
Ups. Maaf Tanti karena gw melupakan kotak pos. Sejak vakum dari postcrossing dan dipastikan tidak menerima kartu pos lagi sebelum gw kembali aktif, kotak pos memang jadi pajangan di pagar.
Tapi gw lupa kalau masih ada penpal-penpal yang setia memberi kabar dan sepertinya bingung kenapa gw seakan ditelan bumi 😦
Dua kartu pos di atas dikirim oleh penpal setia dari Jerman, Matthias, yang kerap menghubungi lewat email untuk sekadar pamer foto salju atau banjir di dekat rumahnya.
*terharu*
Sepertinya dalam waktu yang tidak lama lagi gw akan kembali berdekatan dengan kantor pos, semoga bisa kembali menumbuhkan semangat tulis menulis (pakai kertas dan pulpen) lagi serta membalas kartu pos dari kawan-kawan di luar. Semoga!